Perasaan `bersalah` menjadi miliarder mungkin kabar langka bagi masyarakat yang berlomba-lomba menjadi orang kaya. Namun justru perasaan inilah yang tengah berkecamuk di benak CEO Pacific Investment Management Co (PIMCO) Bill Gross.
Gross secara jujur mengaku bersalah karena menjadi kaya di tengah pengeluaran dan biaya tinggi yang harus dibayarkan orang-orang kurang mampu. Dia juga meminta para konglomerat lainnya untuk berhenti mengeluh dan merengek soal pajak yang harus dibayarnya.
Seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (4/11/2013), Gross beranggapan pembayaran pajak dari kalangan masyarakat kaya dapat membantu hidup masyarakat yang kurang mampu. Tak hanya bicara. Gross yang merupakan bos perusahaan dari pengelola dana obligasi terbesar dunia tersebut juga rajin membuat tulisan guna menyadarkan para konglomerat tentang peran orang lain dalam kekayaannya.
"Setelah menjadi kaya dengan mengorbankan tenaga para karyawan, rasa bersalah menyusupi pikiran dan hati saya, saya pun mulai merasa kasihan pada mereka yang kurang mampu," tulis Gross dalam tulisan bulanan terbarunya berjudul `McDucks Gober` yang diposting di situs resmi PIMCO.
Isi sejumlah tulisan Gross selama ini memang sangat berwarna bahkan cenderung kritis. Dia juga tak malu-malu mengkritik dirinya sendiri sebagai orang kaya dalam tulisannya. Begitulah, Gross, rasa bersalahnya karena menjadi kaya selalu ditumpahkan dalam bentuk tulisan.
Pertumbuhan ekononomi yang tidak merata dan besarnya selisih pendapatan antar masyarakat, lanjut Gross, merupakan masalah serius dan harus segera diatasi. Terlebih lagi, banyak orang kaya menikmati lonjakan perkembangan di sektor finansial dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi inilah yang pada akhirnya menciptakan kondisi dimana orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin melarat.
Tanpa malu, Gross mengakui para pegawainya kerap bekerja keras sama seperti yang dilakukannya. Sayangnya, Gross justru hidup bertambah kaya sementara para tenaga kerjanya tetap hidup di tengah kesulitan finansial.
Dalam pandangan idealnya, sistem perekonomian yang adil seharusnya bisa memberikan peluang yang sama untuk sukses dan menjadi kaya. Di tengah rasa bersalahnya, Gross dengan tegas akan tetap menyuarakan hak-hak mereka yang kurang mampu dan menyindir para konglomerat lewat tulisan-tulisannya.
Seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (4/11/2013), Gross beranggapan pembayaran pajak dari kalangan masyarakat kaya dapat membantu hidup masyarakat yang kurang mampu. Tak hanya bicara. Gross yang merupakan bos perusahaan dari pengelola dana obligasi terbesar dunia tersebut juga rajin membuat tulisan guna menyadarkan para konglomerat tentang peran orang lain dalam kekayaannya.
"Setelah menjadi kaya dengan mengorbankan tenaga para karyawan, rasa bersalah menyusupi pikiran dan hati saya, saya pun mulai merasa kasihan pada mereka yang kurang mampu," tulis Gross dalam tulisan bulanan terbarunya berjudul `McDucks Gober` yang diposting di situs resmi PIMCO.
Isi sejumlah tulisan Gross selama ini memang sangat berwarna bahkan cenderung kritis. Dia juga tak malu-malu mengkritik dirinya sendiri sebagai orang kaya dalam tulisannya. Begitulah, Gross, rasa bersalahnya karena menjadi kaya selalu ditumpahkan dalam bentuk tulisan.
Pertumbuhan ekononomi yang tidak merata dan besarnya selisih pendapatan antar masyarakat, lanjut Gross, merupakan masalah serius dan harus segera diatasi. Terlebih lagi, banyak orang kaya menikmati lonjakan perkembangan di sektor finansial dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi inilah yang pada akhirnya menciptakan kondisi dimana orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin melarat.
Tanpa malu, Gross mengakui para pegawainya kerap bekerja keras sama seperti yang dilakukannya. Sayangnya, Gross justru hidup bertambah kaya sementara para tenaga kerjanya tetap hidup di tengah kesulitan finansial.
Dalam pandangan idealnya, sistem perekonomian yang adil seharusnya bisa memberikan peluang yang sama untuk sukses dan menjadi kaya. Di tengah rasa bersalahnya, Gross dengan tegas akan tetap menyuarakan hak-hak mereka yang kurang mampu dan menyindir para konglomerat lewat tulisan-tulisannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar