Di Jepang ada namanya “Kyoiku mama”
(ibu pendidikan) para ibu di Jepang rata-rata tidak bekerja tapi hanya
untuk mendidik dan mengurusi anak-anak mereka mulai bangun, berangkat
pulang sekolah, kursus, les, sampai tidur lagi, semuanya dibawah didikan
sang ibu, para kyoiku mama ini menanamkan kesopanan, kebersihan pada anak mereka, rata-rata mereka lulusan S1/S2.
Mereka sekolah tinggi bukan untuk berkarier tapi “mendidik anak” itulah karier mereka yang tertinggi.
Salahsatu kemajuan ekonomi Jepang karena ditopang oleh kyoiku mama
ini, makanya jangan heran kalau orang Jepang itu disiplin, etos kerja
tinggi, dan menjaga kebersihan, itu semua hasil didikan para kyoiku
mama, sehingga sekolah hanya untuk mentransfer ilmu saja.
Sementara “Ryousai kenbo” adalah slogan yang kembali
digalakkan pemerintah Jepang, istilah ini muncul di zaman restorasi
Meiji dan banyak dianut keluarga Jepang untuk mewujudkan keluarga
harmonis ideal.
Ryousai: istri yg baik | Kenbo: ibu yang bijaksana
Intinya, menyerukan bahwa wanita peran terhormat sebagai istri yang
baik dan bijaksana, pembagian peran alami sesuai fitrah antara perempuan
dan laki laki.
Peran perempuan sebagai menteri dalam negeri dan motivator domestik
rumah tangganya dan peran lelaki jadi menteri luar negeri keluarganya
sebagai motivator logistik dan publik.
Hal tersebut digalakkan karena sekarang perempuan lebih memilih
melajang menjadi wanita karier, sehingga presentasi pertumbuhan penduduk
muda usia produktif di negara mereka menurun.
Serta tentu saja kasus kekerasan remaja dan bunuh diri di Jepang pada
usia sekolah terus bertambah, karena tidak terpenuhinya kualitas
hubungan ibu dan anak yang menunjang pertumbuhan emosi anak.
Jadi, wajar pemerintahan Jepang sangat memberi tempat terhormat pada
peranan ibu rumah tangga yang berkualitas. Karena kemajuan bangsanya
kelak tetap ditopang oleh kualitas ibu-ibu rumah tangganya sebagai
pembentuk kualitas karakter anak-anak mereka.
Keren kan, “ibu rumah tangga adalah profesi idaman” di Jepang!
Saya teringat Nasehat yang diberikan oleh Ustadz Felix Siauw .
Pada halaman Post yang ini ---> (Klik..)
Dalam Post tertanggal 31 Mei 2013 pukul 19:26 tertulis :
- saya masih ingat beberapa tahun lalu sebelum Muslim | papi sempat menasihati saya perihal "Ibu Rumah Tangga"
- "lix, selama papimu masih bisa mencukupi keluarga, mamimu tugasnya di rumah" | tegas papi berpendapat soal IRT
- padahal saat itu isu feminisme sedang santer | wacana wanita karir sedang panas-panasnya | arus genderisme mewabah
- tapi papi tenang aja lalu menyampaikan | bahwa dia ingin yang terbaik bagi anak-anaknya | dan itu berarti perhatian full dari ibu mereka
- hidup kala itu tidak mudah, dan akal lebih mudah seandainya mami bekerja | tapi papi sudah mengambil pilihan, dan itulah yang ia jalani
- karena semua manusia punya pilihan | apa yang didapat dan apa yang dikorbankan | semua selalu tentang pilihan
- sebelum Muslim pun saya tumbuh dengan memahami | lelaki dan wanita tidaklah sama | mereka punya kelebihan di bidang masing-masing
- posisi ibu dalam dunia anak itu tidak tergantikan | perhatian seorang ibu pada anaknya takkan terbeli sebanyak apapun harta
- Dan posisi ibu itu tidak bisa diulang kembali | karena umur anak takkan bisa diputar lagi
- maka ketika memilih calon ibu dari anak-anak kami syaratkan | "maukah engkau menjadi fulltime-mother bagi anak-anak?"
- "saya nggak mau ketika anak dewasa lalu bermaksiat, kita menyesal 'mengapa dulu tidak habiskan lebih banyak waktu bersamanya?!'"
- itu pemahaman sebelum Muslim | saat sudah mengenal Islam | kami memahami betul Islam paling memuliakan wanita
- feminisme menjadikan materi sebagai standar sukses | wajar bila mereka merasa dunia tidak adil | karena materi jadi penanda sukses
- feminisme menganggap waniat modern harus lebih mirip lelaki | bahwa bila wanita tidak bekerja maka wanita akan direndahkan
- feminisme sukses mendidik wanita melihat kesuksesan sebagai | punya penghasilan tinggi, gelar seabrek, mobil mewah, buka aurat dll
- wajar hasilnya di negara-negara asal feminisme | wanita jadi lebih malas berkeluarga apalagi memiliki anak | kerja lebih asyik
- menurut pandangan feminis | IRT itu perendahan martabat perempuan, tidak modern, perbudakan terhadap wanita
- wajar di negara-negara yang vokal feminisme | perceraian pun memuncak | karena tidak ada satu pemimpin dalam keluarga
- US misalnya yang jadi kampiun feminisme | angka perceraian mencapai 50% per 2012 sila rujuk http://t.co/OUvEkdUY8L
- "nearly 80% cited financial problems as the leading cause of the marital demise" (Carr, 2003, p.10) | http://t.co/zQFsyYQuqe
- feminisme mangaburkan fungsi ayah dan ibu dalam rumah tangga | hanya semata-mata demi mendapat lebih banyak materi
- akhirnya meningkatlah angka single parents http://t.co/k9eNybXtq7 | dan jelas broken home http://t.co/yUvU499gT9 http://t.co/qAjjFfHBQJ
- banyak juga studi-studi yang menperingatkan | sangat sulit untuk memadukan ibu dan karir sekaligus | http://t.co/mu5t6N2u3m
- sebagai tambahan, US yang melahirkan gerakan feminisme saja | sudah banyak bermunculan gerakan anti-feminisme sebagai gantinya
- di US, sudah banyak wanita sadar bahwa feminisme mengorbankan keluarga | mereka ingin kembali menjalankan peran ibu rumah tangga
- karena seberapa banyak waktu pun yang didedikasikan untuk mendidik anak | tiada pernah akan ada waktu yang cukup untuknya
- "saya ibu sekaligus karyawan, anak saya baik-baik saja" | di-sambi aja sudah baik, apalagi bila fulltime-mother? tentu sangat baik
- lalu pertanyaan prinsipil | "apakah Islam melarang wanita bekerja?" | "apakah wanita tidak boleh berpendidikan tinggi?"
- dalam Islam hukum wanita bekerja itu mubah (boleh) | sedangkan menjadi "ibu dan pengelola rumah tangga" itu kewajiban
- jadi sah-sah saja wanita memilih bekerja | namun beres juga kewajibannya | tentu bila dia lebih memilih yang wajib, itu yang utama
- hidup memang perkara pilihan | dan Islam memerintahkan untuk memaksimalkan waktu ibu untuk anak-anaknya | urusan uang biar ayahnya
- bagaimana dengan wanita yang ditinggal suami apapun alasannya | maka bekerja menafkahi anak tentu amal pahala besar baginya
- maka karir terbaik wanita | adalah menjadi ibu sepenuhnya
- tentang pendidikan? | tidak bosan-bosan saya sampaikan | bahwa seorang ibu HARUS terdidik sempurna, tinggi dan luasnya
- bahkan wanita Muslimah WAJIB lebih terdidik daripada lelaki | karena ialah madrasatul ula (pendidikan pertama dan utama) anak-anaknya
- maka jangan tanya "untuk apa pendidikan tinggi bila hanya jadi IRT?" | jadi IRT justru perlu pendidikan tinggi
- karena di tangan kaum ibu generasi Muslim berada | bukan di tangan ayah generasi Muslim dibentuk
- banyak wanita yang sebetulnya bisa menggapai dunia lebih dari lelaki | tapi mereka mengorbankan segalanya demi anaknya | MULIA
- dari ibunda MULIA semisal itulah | menjadilah Imam Syafi'i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad
- rata-rata ulama besar menghabiskan masa kecil dalam yatim | ibu merekalah yang mendidik dan mendaras Al-Qur'an setiap waktu
- sembah sujud kami pada Allah yang selalu menjaga dunia dengan para ibunda MULIA | yang mau mengorbankan semua buat kami anak-anaknya
- hormat khidmat kami padamu wahai ibu | yang gadaikan semua waktu tanpa sesal dan keluh | membina kami jadi yang terbaik dalam agama
- pada para bunda MULIA doa kami | "Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya, sebagaimana keduanya TELAH MENDIDIK AKU WAKTU KECIL" (QS 17:24)
- kembali lagi semua masalah pilihan | part-time mother or full-time mother? | you decide???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar